Jumat, 27 Oktober 2017

Laporan Kemajuan PKM-K Jaket Bandrek






RINGKASAN
Jaket adalah baju luar yang panjangnya hingga pinggang atau pinggul, dipakai untuk menahan angin dan cuaca dingin. Bukaan jaket terletak di bagian depan dari leher ke bawah. Ritsleting, kancing, atau sabuk dipakai sebagai alat untuk membuka dan menutup bukaan jaket. Mantel lebih panjang dari jaket, biasanya panjang mantel mulai dari sekitar pantat hingga sampai di bawah lutut. Berbeda dari kemeja atau blus yang dibuat dari kain tipis, jaket dibuat dari kain tebal dan sering diberi kain pelapis dan bahan penghangat di bagian dalam seperti bulu-bulu halus burung atau bulu angsa. Tidak seperti kemeja atau blus, jaket tidak dipakai untuk langsung bersentuhan dengan kulit. Oleh karena itu, jaket tidak perlu dicuci atau tidak perlu sering dicuci. Sebagian besar jaket juga dibuat dari bahan yang tidak dapat dicuci. Masing-masing kulit memiliki tekstur yang khas. Sama seperti bandrek. Bandrek adalah minuman yang dibuat dari berbagai rempah – rempah, minuman ini diminum saat udara dingin, fungsinya untuk menghangatkan tubuh agar tidak kedinginan. Sama halnya dengan jaket. Fungsi dari jaket yaitu menghangatkan tubuh saat kedinginan dan keadaan suhu yang tidak menentu. Jaket bandrek ini adalah jaket yang terbuat dari styrofoam tidak hanya dipakai saat keadaan dingin, namun kapan saja kita butuhkan pasti akan terasa senang untuk dipakainya. Sebab bahan ini dibuat dengan teknik yang modern, sehingga nyaman untuk dipakai, tidak panas saat dipakai walaupun dalam keadaan suhu yang panas.
Kata Kunci : Jaket bandrek (jaket styrofoam), suhu
                                                                              


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................  i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................  ii
DAFTAR ISI .............................................................................................  iii
RINGKASAN............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................  1
BAB II TARGET LUARAN ...................................................................  3
BAB III METODE ...................................................................................  4
BAB IV HASIL YANG DICAPAI .........................................................  6
BAB V POTENSI HASIL ........................................................................  7
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ..............................  8
LAMPIRAN ..............................................................................................  9



 



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Kondisi suhu yang tidak beraturan menyebabkan banyaknya timbulnya wabah penyakit di lingkungan masyarakat. Semua lapisan masyarakat akan mudah terinfeksi penyakit menular baik masyarakat yang ekonominya mapan  maupun masyarakat yang ekonominya rendah. Masyarakat yang sudah terjangkit penyakit menular maka mereka membutuhkan perawatan khusus yang pastinya membutuhkan biaya yang banyak dalam hal tersebut. Hal ini sungguh memprihatinkan untuk masyarakat ekonominya rendah yang selalu keterbtasan dana. Penderita demam berdarah dan influenza mencapai 20% dari masyarakat berekonomi mapan sedangkan pada masyarakat berekonomi rendah mencapai 65% dari jumlah masyarakat di Indonesia (Kompas, 17 Juni 2006:12) Masyarakat miskin adalah golongan yang paling menderita oleh risiko kesehatan yang disebabkan oleh perubahan iklim yang semakin tidak bersahabat pada penduduk bumi belakangan ini. Saat ini “efek rumah kaca” yang seharusnya terjadi secara alami dimana atmosfir bumi menangkap energy matahari yang menghangatkan bumi. Banyak penyakit yang mewabah akibat perubahan suhu yang tidak teratur seperti demam berdarah, influenza, asma, bronkitis, diare, penyakit kulit, dan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) serta kemungkinan besar flu babi juga akan mewabah (http://www.masfmonline.com/dinoyo/r_maya.php).
Gabus atau strerofoam bekas sangatlah banyak dan berserakan ditempat sampah, gabus tersebut tidak dimanfaatkan atau didaur ulang seperti kaleng bekas, kertas, plastik dan yang lainnya. Masyarakat masih belum begitu mengerti bahwa gabus bekas dapat dimanfaatkan sebagai pelapis jaket anti panas dan anti dingin sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat. Kuningan merupakan kota terbesar kedua di Jawa Barat, di wilayah perkotaan pastinya pemproduksian gabus sangatlah banyak, baik dimanfaatkan sebagai wadah  barang-barang elektronika, penutup botol minuman, dan wadah produkproduk makanan instant. Selain itu, kandungan udara dalam gabus sangat besar sehingga tahan panas dan dingin. Pemproduksian gabus di kota Kuningan sekitar 19,67 ton per harinya hanya untuk wadah produk makanan instant. Pada industri elektronik membutuhkan sekitar 15.37 ton per harinya, sedangkan pemanfaatan gabus untuk tutup botol dan lainnya sekitar 7,15 ton per hari. Hal tersebut, sudah sangat jelas bahwa sampah gabus mencapai 60-70% per hari atau sekitar 25,31 ton sampai 29,53 ton per hari (kuningan Pos). Sampah gabus yang begitu banyak dan hanya dibakar atau dibuang ke sungai maka akan menimbulkan dampak terhadap masyarakat seperti polusi udara, global warming, dan musibah banjir. Sehingga sangat efisien jika gabus bekas dimanfaatkan sebagai pelapis jaket anti panas dan anti dingin, sehingga dapat dijadikan produk ekspor Indonesia karena harga jaket anti panas dan anti dingin sangat mahal dan negara Indonesia dari dulu hanya meng-impor dari negara asing. Selain itu pemproduksian gabus bekas tersebut sangatlah mudah karena itu merupakan sampah yang perlu di daur ulang. Sehingga yang awalnya sebuah sampah yang tidak ada manfaatnya bagi masyarakat menjadi sesuatu produk yang bernilai tinggi ekonominya dan menambah devisa negara Indonesia serta membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1.    Bagimana menciptakan jaket gabus (Styrofoam) anti panas dan anti dingin?
2.    Bagaimana cara menanggulangi stryrofoam agar tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan ?
3.    Apa manfaat dibuatnya jaket styrofoam?
C.  Tujuan
1.    Mendiskripsikan pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa gabus bekas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelapis  dalam pembuatan jaket anti panas dan anti dingin.
2.    Mengantisipasi terjadinya polusi udara atau banjir yang apabila dibakar atau dibuang ke sungai.
3.    Untuk memanfaatkan gabus bekas yang biasanya dibakar atau dibuang begitu saja tanpa mengetahui manfaat dari gabus bekas itu sendiri
D.  Luaran
 Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1.    Meningkatkan karya kreatifitas mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
2.    Masyarakat dapat memanfaatkan gabus bekas yang sebelumnya tidak pernah dimanfaatkan.
3.    Terciptanya lapangan pekerjaan baru yang menambahkan pendapatan masyarakat.
4.    Teratasi pengangguran bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan
E.  Manfaat
1.    Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan dalam bidang teknologi.
2.    Untuk meningkatkan kreatifitas dan penalaran pada pengembangan ilmu teknologi tepat guna.
3.    Memperkenalkan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan gabus bekas sebagai bahan pelapis dalam pembuatan jaket anti panas dan anti dingin.
4.    Mendaur ulang gabus bekas.


BAB II
TARGET LUARAN

Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1.    Meningkatkan karya kreatifitas mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
Mahasiswa merupakan generasi muda yang seharusnya dapat menjadi agen of change. Kami tinggal di Kabupaten Kuningan yang memiliki suhu dingin. Hal tersebut memunculkan sebuah ide untuk membuat prdoduk jaket yang memanfaatkan gabus bekas atau stereofom.
2.    Masyarakat dapat memanfaatkan gabus bekas yang sebelumnya tidak pernah dimanfaatkan.
Gabus merupakan bahan yang mudah dijumpai dan sering menimbulkan masalah di lingkungan karena menjadi sampah. Di Kuningan banyak sekali gabus terbuang sehingga menimbulkan masalah sampah.
3.    Terciptanya lapangan pekerjaan baru yang menambahkan pendapatan masyarakat.
Dengan adanya wirausaha ini maka dibutuhkan karyawan sebagai penunjang keberlanjutan usaha yang dilakukan. Hal tersebut akan menambah pendapatan masyarakat yang dilibatkan.
4.    Teratasi pengangguran bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan
Dengan adanya lapangan pekerjaan ini, maka masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran dapat dijadikan karyawan.


BAB III
METODE

A.  Metode Produksi
1.    Langkah-Langkah Pembuatan Produk
1.    Tahap 1. Pemotongan dan pengirisan gabus
a.    Metode 1. Pemotongan gabus Pemotongan gabus dilakukan dengan menggunakan alat pemotong gabus, gabus yang dipotong harus berbentuk persegi panjang karena untuk mempermudah saat penjahitan dengan kain.
b.    Metode 2. Pengirisan gabus Pengirisan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong gabus, pengirisan ini dikerjakan setelah gabus sudah terpotong rapi. Ketebalan dalam pengirisan adalah 0,5 cm pada gabus.
2.      Tahap 2. Pengepresan gabus 
Pengepresan gabus dilakukan menggunakan 2 lempengan besi dengan ketebalan 0,25 cm. panjang 150 cm dan lebarnya 100 cm. Pengepresan ini bertujuan untuk mempertipis hasil pengirisan gabus dan mempermudah penjahitan dengan kain.
3.      Tahap 3. Pengukuran dan pemotongan kain 
a.       Metode 1. Pengukuran kain Pengukuran kain disesuaikan dengan ukuran jaket yang seperti biasanya, seperti ukuran S, M, X, XL dan lainnya. Pengukuran ini menggunakan alat seperti pensil, busur dan penggaris.
b.      Metode 2. Pemotongan kain Pemotongan kain dilakukan setelah selasai pengukuran, Kain dipotong sesuai dengan metode 1 menggunakan gunting.
4.      Tahap 4. Penjahitan kain dengan gabus dan pengobrasan 
a.       Metode 1. Penjahitan kain katun dengan gabus  Penjahitan kain katun dengan gabus menggunakan mesin jahit yang disesuaikan yang disesuaikan denngan hasil pemotongan. Dalam proses ini menggunakan benang yang sesuai dengan warna kain. Kemudian proses penjahitan dengan kain diadora (kain utama) sehingga terbentuk jaket yang bagus.
b.      Metode 2. Pengobrasan jaket Pengobrasan jaket dilakukan setelah selesai Proses penjahitan. Hal ini bertujuan agar ujung-ujung kain yang sudah dipotong tidak rusak sehinggga menambah kualitas jaket anti panas dan anti dingin.
5.      Tahap 5. Pemasaran
TerlampirMetode kegiatan diatas akan dilaksanakan secara berurutan sesuai degan gambar bagan di bawah ini.

B.  Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha Home Industri jaket anti panas dan anti dingin:
1.    Kebijakan Produk
Usaha ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini berupa jaket anti panas dan anti dingin.
2.    Kebijakan Harga
Harga yang diberikan kepada konsumen yaitu sebesar Rp. 350.00,00 per jaket.
3.    Kebijakan Promosi
Untuk meningkatkan hasil penjualan jaket anti panas dan anti dingin perlu dilakukan promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pemasangan pamflet, spanduk, penyebaran leaflet, serta untuk promosi awal, produk ini akan diberikan diskon 50% setiap pembelian jaket. 
4.    Kebijakan Distribusi
Distribusi hasil produksi kepada para konsumen dilakukan kerjasama dengan mitra distribusi Koperasi Mahasiswa dan Mini Market/ toko busana kawasan Daerah Kuningan Jawa Barat bagian minimarket, supermarket dll 

BAB IV
HASIL YANG DICAPAI

Hasil yang dicapai melalui program ini yaitu:
1.    Meningkatkan karya kreatifitas mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna.
Mahasiswa merupakan generasi muda yang seharusnya dapat menjadi agen of change. Kami tinggal di Kabupaten Kuningan yang memiliki suhu dingin. Hal tersebut memunculkan sebuah ide untuk membuat prdoduk jaket yang memanfaatkan gabus bekas atau stereofom. Produk yang akan dihasilkan yaitu Jaket Bandrek (Anti Dingin Anti Panas). Tim PKM melakukan eksperimen dengan beberapa jenis produk kain dan bahan. Tim PKM menghasilkan produk baru dengan memanfaatkan bahan bekas yaitu gabus sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan ekonomis.
2.    Masyarakat dapat memanfaatkan gabus bekas yang sebelumnya tidak pernah dimanfaatkan.
Gabus merupakan bahan yang mudah dijumpai dan sering menimbulkan masalah di lingkungan karena menjadi sampah. Di Kuningan banyak sekali gabus terbuang sehingga menimbulkan masalah sampah. Program kami dapat menjadi salah satu alternatif solusi dalam memanfaatkan gabus. Selain itu, gabus merupakan sampah yang susah di daur ulang sehingga perlu ada penanganan lain. Namun di sisi lain gabus dapat digunakan untuk menjaga suhu suatu ruangan, sehingga kami mencoba inovasi baru untuk menggunakan gabus bekas menjadi pelapis pakaian.
3.    Terciptanya lapangan pekerjaan baru yang menambahkan pendapatan masyarakat.
Dengan adanya wirausaha ini maka dibutuhkan karyawan sebagai penunjang keberlanjutan usaha yang dilakukan. Hal tersebut akan menambah pendapatan masyarakat yang dilibatkan. Kami bekerja sama dengan penjahit di Kabupaten Kuningan sehingga dapat meningkatkan usaha UKM di kabupaten kuningan, sehingga bisa menambah  pendapatan. Kami juga mengambil gabus bekas dari para pemulung, sehingga bisa menambah penghasilan mereka. Selain itu kami juga mengajak teman-teman mahasiswa di STKIP Muhammadiyah Kuningan untuk memasarkan produk. Produk yang kami buat juga menjadi produk unggulan kuningan sehiingga dapat meningkatkan potensi Kabupaten Kuningan dalam pariwisata.
4.    Teratasi pengangguran bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan
Dengan adanya lapangan pekerjaan ini, maka masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran dapat dijadikan karyawan. Dengan demikian dapat mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Kuningan. Kami mengajak teman-teman kuliah untuk ikut memasarkan. Begitu juga ibu-ibu rumah tangga dalam memasarkan produk dan mengumpulkan bahan baku.

BAB V
POTENSI HASIL
Potensi hasil dari Jaket Bandrek (Anti Dingin Anti Panas) yaitu sebagai berikut:
  1. Meningkatnya nilai guna stereofom bekas yang biasanya menjadi sampah yang sulit untuk diuraikan.
  2. Menambah produk khas Kabupaten Kuningan yang dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berwisata mendaki gunung Ciremai.
  3. Menambah penghasilan masyarakat khususnya bagi penjahit di Kabupaten Kuningan
  4. Menambah penghasilan mahasiswa dengan menciptakan peluang usaha baru dengan memanfaatkan sterefom bekas
  5. Meningkatkan potensi wisata Kabupaten Kuningan karena masyarakat akan lebih mudah menyesuaikan dengan suhu yang ada di wilayah ini.
Kami melakukan eksperimen dengan beberapa benda dan kain. Kami perlu melihat kain apa yang cocok dan sesuai untuk bahan gabus. Dan ternyata adalah kain jeans. Alasan menggunakan bahan tersebut yaitu: terlihat keren, tidak panas, awet, modis. Kami menghasilkan produk baru dengan memanfaatkan bahan bekas sehingga menjadi produk yang lebih ekonomis. Program kami dapat menjadi salah satu alternatif solusi dalam memanfaatkan gabus. Karena gabus merupakan sampah yang susah di daur ulang sehingga perlu ada penanganan lain. Namun di sisi lain gabus dapat digunakan untuk menjaga suhu suatu ruangan, sehingga kita dapat menggunakannya sebagai pelapis pakaian. Kami bekerja sama dengan penjahit di Kabupaten Kuningan sehingga dapat meningkatkan usaha UKM di kabupaten kuningan, sehingga bisa menambah  pendapatan. Kami juga mengambil gabus bekas dari para pemulung, sehingga bisa menambah penghasilan mereka.


BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

No
Hari / Tanggal
Kegiatan
Hasil
1.       
Senin, 20 Maret 2017
Pemberitahuan / pengumuman diterimanya PKM
Bersyukur dan bangga
2.       
Jumat, 31 Maret 2017
Rapat persiapan penyelenggaraan program setelah judul diterima
Rangkaian jadwal kegiatan PKM disesuaikan dengan jadwal Akedemik
3.       
Jumat, 7 April 2017
Konfirmasi penyelenggaraan kegiatan pembuatan jaket dengan DOSBING
Kesepakatan pelaksanaan pelatihan pembuatan jaket BANDREK
4.       
Jumat, 14 April 2017
Penetapan rencana kerja
Agar terarah untuk proses selanjutnya
5.       
Sabtu, 22 April 2017
Persiapan alat dll
Kesepakatan rapat awal / sesuai jadwal yang diterapkan
6.       
Minggu, 30 April 2017
Persiapan bahan / pencarian bahan
Kesepakatan rapat awal / sesuai jadwal yang diterapkan
7.       
Kamis, 4 Mei 2017
Pengirisan sterofoam dan penghancuran
Daur ulang sampah Anorganik
8.       
Kamis, 25 Mei 2017
Pengukuran dan pemotongan kain
Meningkatkan kinerja TIM
9.       
Senin, 5 Juni 2017
Pembuatan jaket BANDREK
Berlatih untuk berwirausaha
10.   
Rabu, 12 Juli 2017
Pemasaran jaket BANDREK
Penjualan secara Online
11.   
Rabu, 12 Juli 2017
Bimbingan PKM 1
Membahas produk, loogbook, dokumentasi, laporan keuangan, banner
12.   
Jumat, 14 Juli 2017
Bimbingan PKM 2
Tindak lanjut produk, loogbook, dokumentasi, laporan keuangan, banner
13.   
Sabtu, 15 Juli 2017
Bimbingan PKM 3
Membahas loogbook



LAMPIRAN
Justifikasi Anggaran Kegiatan
No
Investasi Awal
Kegunaan Dalam Penelitian
Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya (Rp)
1.       
5 Gunting
Pemotong kain
Rp   20.000
Rp    100.000
2.       
5 Cuter
Pengiris gabus
Rp   15.000
Rp      75.000
3.       
5 Penggaris
Pengukuran kain pemotongan

RP   10.000
Rp      50.000
4.       
5 Pensil

Memberi saat pengukuran
Rp    3.000
Rp      15.000
5.       
2 Buku Tulis
Mencatat pengukuran jaket
Rp    5.000
Rp      10.000
6.       
5 Pemotong gabus
Pemotong gabus
Rp  100.000
Rp    500.000

Jumlah
Rp 700.000

No.
Nama
Kegunaan dalam Penelitian

Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya (Rp)
1.       
Gabus Bekas
Bahan Pelapis
Rp  0
Rp     0
2.       
32 Meter kain katun

Kain pembungkus gabus

Rp    15.000
/meter
Rp  480.000

3.       
32 Meter kain jeans

Kain  utama membuat jaket

Rp    35.000
Rp  1.120.000
4.       
Biaya penjahitan (16 unit)
Merakit kain menjadi pakaian

Rp    250.000
/unit
Rp. 4.000.000

Jumlah
Rp  5.600.000


Lain - lain
No
Nama
Harga
1.       
Kouta internet (3 GB)
Rp      60.000
2.       
Print laporan akhir      
Rp    200.000
3.       
Print laporan kemajuan
Rp    200.000
4.       
Dokumentasi  
Rp      33.500 
5.       
Transpot
Rp    500.000
6.       
Amplop                      
Rp      30.000
7.       
Banner            
Rp    125.000
8.       
Buku batik
Rp      15.000
9.       
Parkir @2000 x 20
Rp      40.000
10.   
Kertas manila 
Rp        7.000
11.   
Print poto @2.000 x 10
Rp      20.000 
12.   
Konsumsi 3 pelaksana dan bimbingan
Rp 2.469.500
JUMLAH
Rp 3.700.000