RINGKASAN
Jaket adalah baju luar yang
panjangnya hingga pinggang atau pinggul, dipakai untuk menahan angin dan cuaca
dingin. Bukaan jaket terletak di bagian depan dari leher ke bawah. Ritsleting,
kancing, atau sabuk dipakai sebagai alat untuk membuka dan menutup bukaan
jaket. Mantel lebih panjang dari jaket, biasanya panjang mantel mulai dari
sekitar pantat hingga sampai di bawah lutut. Berbeda dari kemeja atau blus yang dibuat dari kain tipis, jaket
dibuat dari kain tebal dan sering diberi kain pelapis dan bahan penghangat di
bagian dalam seperti bulu-bulu halus burung atau bulu angsa. Tidak seperti
kemeja atau blus, jaket tidak dipakai untuk langsung bersentuhan dengan kulit.
Oleh karena itu, jaket tidak perlu dicuci atau tidak perlu sering dicuci.
Sebagian besar jaket juga dibuat dari bahan yang tidak dapat dicuci.
Masing-masing kulit memiliki tekstur yang khas. Sama seperti bandrek. Bandrek
adalah minuman yang dibuat dari berbagai rempah – rempah, minuman ini diminum
saat udara dingin, fungsinya untuk menghangatkan tubuh agar tidak kedinginan.
Sama halnya dengan jaket. Fungsi dari jaket yaitu menghangatkan tubuh saat
kedinginan dan keadaan suhu yang tidak menentu. Jaket bandrek ini adalah jaket
yang terbuat dari styrofoam tidak hanya dipakai saat keadaan dingin, namun
kapan saja kita butuhkan pasti akan terasa senang untuk dipakainya. Sebab bahan
ini dibuat dengan teknik yang modern, sehingga nyaman untuk dipakai, tidak
panas saat dipakai walaupun dalam keadaan suhu yang panas.
Kata Kunci : Jaket bandrek
(jaket styrofoam), suhu
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL ............................................................................. i
HALAMAN
PENGESAHAN ................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................. iii
RINGKASAN............................................................................................
iv
BAB
I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
BAB
II TARGET LUARAN ................................................................... 3
BAB
III METODE ................................................................................... 4
BAB
IV HASIL YANG DICAPAI ......................................................... 6
BAB
V POTENSI HASIL ........................................................................ 7
BAB
VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .............................. 8
LAMPIRAN
.............................................................................................. 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi suhu yang tidak beraturan
menyebabkan banyaknya timbulnya wabah penyakit di lingkungan masyarakat. Semua
lapisan masyarakat akan mudah terinfeksi penyakit menular baik masyarakat yang
ekonominya mapan maupun masyarakat yang
ekonominya rendah. Masyarakat yang sudah terjangkit penyakit menular maka
mereka membutuhkan perawatan khusus yang pastinya membutuhkan biaya yang banyak
dalam hal tersebut. Hal ini sungguh memprihatinkan untuk masyarakat ekonominya
rendah yang selalu keterbtasan dana. Penderita demam berdarah dan influenza
mencapai 20% dari masyarakat berekonomi mapan sedangkan pada masyarakat
berekonomi rendah mencapai 65% dari jumlah masyarakat di Indonesia (Kompas, 17
Juni 2006:12) Masyarakat miskin adalah golongan yang paling menderita oleh risiko
kesehatan yang disebabkan oleh perubahan iklim yang semakin tidak bersahabat
pada penduduk bumi belakangan ini. Saat ini “efek rumah kaca” yang seharusnya
terjadi secara alami dimana atmosfir bumi menangkap energy matahari yang
menghangatkan bumi.
Banyak penyakit yang mewabah akibat perubahan suhu yang tidak teratur seperti
demam berdarah, influenza, asma, bronkitis, diare, penyakit kulit, dan ISPA
(infeksi saluran pernapasan akut) serta kemungkinan besar flu babi juga akan
mewabah (http://www.masfmonline.com/dinoyo/r_maya.php).
Gabus atau strerofoam bekas
sangatlah banyak dan berserakan ditempat sampah, gabus tersebut tidak
dimanfaatkan atau didaur ulang seperti kaleng bekas, kertas, plastik dan yang
lainnya. Masyarakat masih belum begitu mengerti bahwa gabus bekas dapat
dimanfaatkan sebagai pelapis jaket anti panas dan anti dingin sehingga dapat
membantu perekonomian masyarakat. Kuningan
merupakan kota terbesar kedua di Jawa Barat, di wilayah perkotaan pastinya
pemproduksian gabus sangatlah banyak, baik dimanfaatkan sebagai wadah barang-barang elektronika, penutup botol
minuman, dan wadah produkproduk makanan instant. Selain itu, kandungan udara
dalam gabus sangat besar sehingga tahan panas dan dingin. Pemproduksian gabus
di kota Kuningan
sekitar 19,67 ton per harinya hanya untuk wadah produk makanan instant. Pada
industri elektronik membutuhkan sekitar 15.37 ton per harinya, sedangkan
pemanfaatan gabus untuk tutup botol dan lainnya sekitar 7,15 ton per hari. Hal
tersebut, sudah sangat jelas bahwa sampah gabus mencapai 60-70% per hari atau
sekitar 25,31 ton sampai 29,53 ton per hari (kuningan Pos). Sampah gabus yang
begitu banyak dan hanya dibakar atau dibuang ke sungai maka akan menimbulkan
dampak terhadap masyarakat seperti polusi udara, global warming, dan musibah
banjir. Sehingga sangat efisien jika gabus bekas dimanfaatkan sebagai pelapis
jaket anti panas dan anti dingin, sehingga dapat dijadikan produk ekspor
Indonesia karena harga jaket anti panas dan anti dingin sangat mahal dan negara
Indonesia dari dulu hanya meng-impor dari negara asing. Selain itu
pemproduksian gabus bekas tersebut sangatlah mudah karena itu merupakan sampah
yang perlu di daur ulang. Sehingga yang awalnya sebuah sampah yang tidak ada
manfaatnya bagi masyarakat menjadi sesuatu produk yang bernilai tinggi
ekonominya dan menambah devisa negara Indonesia serta membuka peluang usaha
baru bagi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1. Bagimana
menciptakan jaket gabus (Styrofoam) anti panas dan anti dingin?
2. Bagaimana cara menanggulangi stryrofoam agar tidak
mengakibatkan kerusakan lingkungan ?
3. Apa manfaat dibuatnya jaket styrofoam?
C. Tujuan
1. Mendiskripsikan
pengetahuan dan pengenalan kepada masyarakat bahwa gabus bekas dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pelapis dalam
pembuatan jaket anti panas dan anti dingin.
2. Mengantisipasi
terjadinya polusi udara atau banjir yang apabila dibakar atau dibuang ke
sungai.
3. Untuk
memanfaatkan gabus bekas yang biasanya dibakar atau dibuang begitu saja tanpa
mengetahui manfaat dari gabus bekas itu sendiri
D. Luaran
Luaran yang
diharapkan dalam program ini adalah :
1.
Meningkatkan karya kreatifitas mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang
bermanfaat dan tepat guna.
2. Masyarakat
dapat memanfaatkan gabus bekas yang sebelumnya tidak pernah dimanfaatkan.
3. Terciptanya
lapangan pekerjaan baru yang menambahkan pendapatan masyarakat.
4. Teratasi
pengangguran bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan
E. Manfaat
1. Meningkatkan
inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan dalam
bidang teknologi.
2. Untuk
meningkatkan kreatifitas dan penalaran pada pengembangan ilmu teknologi tepat
guna.
3. Memperkenalkan
kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan gabus bekas sebagai bahan pelapis
dalam pembuatan jaket anti panas dan anti dingin.
4. Mendaur
ulang gabus bekas.
BAB
II
TARGET
LUARAN
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1.
Meningkatkan karya kreatifitas mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang
bermanfaat dan tepat guna.
Mahasiswa
merupakan generasi muda yang seharusnya dapat menjadi agen of change. Kami
tinggal di Kabupaten Kuningan yang memiliki suhu dingin. Hal tersebut
memunculkan sebuah ide untuk membuat prdoduk jaket yang memanfaatkan gabus
bekas atau stereofom.
2. Masyarakat
dapat memanfaatkan gabus bekas yang sebelumnya tidak pernah dimanfaatkan.
Gabus merupakan bahan
yang mudah dijumpai dan sering menimbulkan masalah di lingkungan karena menjadi
sampah. Di Kuningan banyak sekali gabus terbuang sehingga menimbulkan masalah
sampah.
3. Terciptanya
lapangan pekerjaan baru yang menambahkan pendapatan masyarakat.
Dengan adanya wirausaha
ini maka dibutuhkan karyawan sebagai penunjang keberlanjutan usaha yang
dilakukan. Hal tersebut akan menambah pendapatan masyarakat yang dilibatkan.
4. Teratasi
pengangguran bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan
Dengan adanya lapangan
pekerjaan ini, maka masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran
dapat dijadikan karyawan.
BAB
III
METODE
A. Metode
Produksi
1. Langkah-Langkah Pembuatan Produk
1. Tahap
1. Pemotongan dan pengirisan gabus
a. Metode
1. Pemotongan gabus Pemotongan gabus dilakukan dengan menggunakan alat pemotong
gabus, gabus
yang dipotong harus berbentuk persegi panjang karena untuk mempermudah saat
penjahitan dengan kain.
b. Metode
2. Pengirisan gabus Pengirisan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong gabus, pengirisan ini
dikerjakan setelah gabus sudah terpotong rapi. Ketebalan dalam pengirisan
adalah 0,5 cm pada gabus.
2.
Tahap 2. Pengepresan
gabus
Pengepresan
gabus dilakukan menggunakan 2 lempengan besi dengan ketebalan 0,25 cm. panjang
150 cm dan lebarnya 100 cm. Pengepresan ini bertujuan untuk mempertipis hasil
pengirisan gabus dan mempermudah penjahitan dengan kain.
3.
Tahap 3. Pengukuran dan
pemotongan kain
a. Metode
1. Pengukuran kain Pengukuran kain disesuaikan dengan ukuran jaket yang seperti
biasanya, seperti ukuran S, M, X, XL dan lainnya. Pengukuran ini menggunakan
alat seperti pensil, busur dan penggaris.
b. Metode
2. Pemotongan kain Pemotongan kain dilakukan setelah selasai pengukuran, Kain
dipotong sesuai dengan metode 1 menggunakan gunting.
4.
Tahap 4. Penjahitan
kain dengan gabus dan pengobrasan
a. Metode
1. Penjahitan kain katun dengan gabus
Penjahitan kain katun dengan gabus menggunakan mesin jahit yang
disesuaikan yang disesuaikan denngan hasil pemotongan. Dalam proses ini
menggunakan benang yang sesuai dengan warna kain. Kemudian proses penjahitan
dengan kain diadora (kain utama) sehingga terbentuk jaket yang bagus.
b. Metode
2. Pengobrasan jaket Pengobrasan jaket dilakukan setelah selesai Proses
penjahitan. Hal ini bertujuan agar ujung-ujung kain yang sudah dipotong tidak
rusak sehinggga menambah kualitas jaket anti panas dan anti dingin.
5.
Tahap 5. Pemasaran
TerlampirMetode
kegiatan diatas akan dilaksanakan secara berurutan sesuai degan gambar bagan di
bawah ini.
B. Strategi
Pemasaran
Strategi pemasaran yang digunakan
dalam usaha Home Industri jaket anti panas dan anti dingin:
1. Kebijakan Produk
Usaha
ini bergerak dalam bidang produksi dan distribusi. Jenis produk ini berupa
jaket anti panas dan anti dingin.
2. Kebijakan Harga
Harga
yang diberikan kepada konsumen yaitu sebesar Rp. 350.00,00 per jaket.
3. Kebijakan Promosi
Untuk
meningkatkan hasil penjualan jaket anti panas dan anti dingin perlu dilakukan
promosi. Bentuk promosi ini diantaranya yaitu pemasangan pamflet, spanduk,
penyebaran leaflet, serta untuk promosi awal, produk ini akan diberikan diskon
50% setiap pembelian jaket.
4. Kebijakan Distribusi
Distribusi
hasil produksi kepada para konsumen dilakukan kerjasama dengan mitra distribusi
Koperasi Mahasiswa dan Mini Market/ toko busana kawasan Daerah Kuningan Jawa
Barat bagian minimarket, supermarket dll
BAB
IV
HASIL
YANG DICAPAI
Hasil yang dicapai melalui program ini yaitu:
1.
Meningkatkan karya kreatifitas mahasiswa dalam rangka bereksperimen dan menemukan hasil karya yang
bermanfaat dan tepat guna.
Mahasiswa
merupakan generasi muda yang seharusnya dapat menjadi agen of change. Kami
tinggal di Kabupaten Kuningan yang memiliki suhu dingin. Hal tersebut
memunculkan sebuah ide untuk membuat prdoduk jaket yang memanfaatkan gabus
bekas atau stereofom. Produk yang akan dihasilkan yaitu Jaket Bandrek (Anti
Dingin Anti Panas). Tim PKM melakukan eksperimen dengan beberapa jenis produk
kain dan bahan. Tim PKM menghasilkan produk baru dengan memanfaatkan bahan
bekas yaitu gabus sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan
ekonomis.
2. Masyarakat
dapat memanfaatkan gabus bekas yang sebelumnya tidak pernah dimanfaatkan.
Gabus
merupakan bahan yang mudah dijumpai dan sering menimbulkan masalah di lingkungan
karena menjadi sampah. Di Kuningan banyak sekali gabus terbuang sehingga
menimbulkan masalah sampah. Program kami dapat menjadi salah satu alternatif
solusi dalam memanfaatkan gabus. Selain itu, gabus merupakan sampah yang susah
di daur ulang sehingga perlu ada penanganan lain. Namun di sisi lain gabus
dapat digunakan untuk menjaga suhu suatu ruangan, sehingga kami mencoba inovasi
baru untuk menggunakan gabus bekas menjadi pelapis pakaian.
3. Terciptanya
lapangan pekerjaan baru yang menambahkan pendapatan masyarakat.
Dengan
adanya wirausaha ini maka dibutuhkan karyawan sebagai penunjang keberlanjutan
usaha yang dilakukan. Hal tersebut akan menambah pendapatan masyarakat yang
dilibatkan. Kami bekerja sama dengan penjahit di Kabupaten Kuningan sehingga
dapat meningkatkan usaha UKM di kabupaten kuningan, sehingga bisa menambah pendapatan. Kami juga mengambil gabus bekas
dari para pemulung, sehingga bisa menambah penghasilan mereka. Selain itu kami
juga mengajak teman-teman mahasiswa di STKIP Muhammadiyah Kuningan untuk
memasarkan produk. Produk yang kami buat juga menjadi produk unggulan kuningan
sehiingga dapat meningkatkan potensi Kabupaten Kuningan dalam pariwisata.
4. Teratasi
pengangguran bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan
Dengan
adanya lapangan pekerjaan ini, maka masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan
atau pengangguran dapat dijadikan karyawan. Dengan demikian dapat mengurangi
angka pengangguran di Kabupaten Kuningan. Kami mengajak teman-teman kuliah
untuk ikut memasarkan. Begitu juga ibu-ibu rumah tangga dalam memasarkan produk
dan mengumpulkan bahan baku.
BAB
V
POTENSI HASIL
Potensi hasil dari Jaket Bandrek (Anti
Dingin Anti Panas) yaitu sebagai berikut:
- Meningkatnya nilai guna stereofom bekas yang biasanya menjadi sampah
yang sulit untuk diuraikan.
- Menambah produk khas Kabupaten Kuningan yang dapat meningkatkan
minat masyarakat untuk berwisata mendaki gunung Ciremai.
- Menambah penghasilan masyarakat khususnya bagi penjahit di Kabupaten
Kuningan
- Menambah penghasilan mahasiswa dengan menciptakan peluang usaha baru
dengan memanfaatkan sterefom bekas
- Meningkatkan potensi wisata Kabupaten Kuningan karena masyarakat
akan lebih mudah menyesuaikan dengan suhu yang ada di wilayah ini.
Kami melakukan
eksperimen dengan beberapa benda dan kain. Kami perlu melihat kain apa yang
cocok dan sesuai untuk bahan gabus. Dan ternyata adalah kain jeans. Alasan
menggunakan bahan tersebut yaitu: terlihat keren, tidak panas, awet, modis.
Kami menghasilkan produk baru dengan memanfaatkan bahan bekas sehingga menjadi
produk yang lebih ekonomis. Program kami dapat menjadi salah satu alternatif
solusi dalam memanfaatkan gabus. Karena gabus merupakan sampah yang susah di
daur ulang sehingga perlu ada penanganan lain. Namun di sisi lain gabus dapat
digunakan untuk menjaga suhu suatu ruangan, sehingga kita dapat menggunakannya
sebagai pelapis pakaian. Kami bekerja sama dengan penjahit di Kabupaten
Kuningan sehingga dapat meningkatkan usaha UKM di kabupaten kuningan, sehingga
bisa menambah pendapatan. Kami juga
mengambil gabus bekas dari para pemulung, sehingga bisa menambah penghasilan
mereka.
BAB
VI
RENCANA
TAHAPAN BERIKUTNYA
No
|
Hari /
Tanggal
|
Kegiatan
|
Hasil
|
1.
|
Senin,
20 Maret 2017
|
Pemberitahuan
/ pengumuman diterimanya PKM
|
Bersyukur
dan bangga
|
2.
|
Jumat,
31 Maret 2017
|
Rapat
persiapan penyelenggaraan program setelah judul diterima
|
Rangkaian
jadwal kegiatan PKM disesuaikan dengan jadwal Akedemik
|
3.
|
Jumat,
7 April 2017
|
Konfirmasi
penyelenggaraan kegiatan pembuatan jaket dengan DOSBING
|
Kesepakatan
pelaksanaan pelatihan pembuatan jaket BANDREK
|
4.
|
Jumat,
14 April 2017
|
Penetapan
rencana kerja
|
Agar
terarah untuk proses selanjutnya
|
5.
|
Sabtu,
22 April 2017
|
Persiapan
alat dll
|
Kesepakatan
rapat awal / sesuai jadwal yang diterapkan
|
6.
|
Minggu,
30 April 2017
|
Persiapan
bahan / pencarian bahan
|
Kesepakatan
rapat awal / sesuai jadwal yang diterapkan
|
7.
|
Kamis,
4 Mei 2017
|
Pengirisan
sterofoam dan penghancuran
|
Daur
ulang sampah Anorganik
|
8.
|
Kamis,
25 Mei 2017
|
Pengukuran
dan pemotongan kain
|
Meningkatkan
kinerja TIM
|
9.
|
Senin,
5 Juni 2017
|
Pembuatan
jaket BANDREK
|
Berlatih
untuk berwirausaha
|
10.
|
Rabu,
12 Juli 2017
|
Pemasaran
jaket BANDREK
|
Penjualan
secara Online
|
11.
|
Rabu,
12 Juli 2017
|
Bimbingan
PKM 1
|
Membahas
produk, loogbook, dokumentasi, laporan keuangan, banner
|
12.
|
Jumat,
14 Juli 2017
|
Bimbingan
PKM 2
|
Tindak
lanjut produk, loogbook, dokumentasi, laporan keuangan, banner
|
13.
|
Sabtu,
15 Juli 2017
|
Bimbingan
PKM 3
|
Membahas
loogbook
|
LAMPIRAN
Justifikasi Anggaran Kegiatan
No
|
Investasi
Awal
|
Kegunaan Dalam Penelitian
|
Harga Satuan (Rp)
|
Harga Seluruhnya (Rp)
|
1.
|
5
Gunting
|
Pemotong
kain
|
Rp 20.000
|
Rp 100.000
|
2.
|
5
Cuter
|
Pengiris
gabus
|
Rp 15.000
|
Rp 75.000
|
3.
|
5
Penggaris
|
Pengukuran kain pemotongan
|
RP 10.000
|
Rp 50.000
|
4.
|
5 Pensil
|
Memberi saat
pengukuran
|
Rp 3.000
|
Rp 15.000
|
5.
|
2
Buku Tulis
|
Mencatat
pengukuran jaket
|
Rp 5.000
|
Rp 10.000
|
6.
|
5 Pemotong gabus
|
Pemotong
gabus
|
Rp 100.000
|
Rp 500.000
|
|
Jumlah
|
Rp 700.000
|
No.
|
Nama
|
Kegunaan dalam
Penelitian
|
Harga
Satuan (Rp)
|
Harga
Seluruhnya (Rp)
|
1.
|
Gabus
Bekas
|
Bahan
Pelapis
|
Rp 0
|
Rp 0
|
2.
|
32 Meter kain katun
|
Kain pembungkus gabus
|
Rp 15.000
/meter
|
Rp 480.000
|
3.
|
32 Meter kain jeans
|
Kain utama
membuat jaket
|
Rp 35.000
|
Rp 1.120.000
|
4.
|
Biaya penjahitan (16 unit)
|
Merakit kain menjadi pakaian
|
Rp 250.000
/unit
|
Rp.
4.000.000
|
|
Jumlah
|
Rp
5.600.000
|
Lain
- lain
No
|
Nama
|
Harga
|
1.
|
Kouta
internet (3 GB)
|
Rp 60.000
|
2.
|
Print
laporan akhir
|
Rp 200.000
|
3.
|
Print
laporan kemajuan
|
Rp 200.000
|
4.
|
Dokumentasi
|
Rp 33.500
|
5.
|
Transpot
|
Rp 500.000
|
6.
|
Amplop
|
Rp 30.000
|
7.
|
Banner
|
Rp 125.000
|
8.
|
Buku
batik
|
Rp 15.000
|
9.
|
Parkir
@2000 x 20
|
Rp 40.000
|
10.
|
Kertas
manila
|
Rp 7.000
|
11.
|
Print
poto @2.000 x 10
|
Rp 20.000
|
12.
|
Konsumsi
3 pelaksana dan bimbingan
|
Rp
2.469.500
|
JUMLAH
|
Rp 3.700.000
|